• Jomblo itu tak selamanya jelek..

    Cantik atau cakep, pintar, kaya, dan popular….
    Siapa yang tak mau menjadi seperti itu. Semua orang pasti ingin cantik atau cakep, pintar, kaya, populer dan disukai banyak orang. Karena hal tersebut membuat banyak orang menjadi sempurna. Tak banyak orang melakukan beberapa cara untuk memperoleh semua itu, tapi banyak juga mereka memperoleh anugrah dari Allah Swt dengan menjadi cantik, pintar atau kaya dan beberapa kesempurnaan lain. Pasti orang lain mengatakan ”ah, dia begitu beruntung bisa mendapat kesempurnaan itu”. Tapi tunggu dulu, jika dia mempunyai kesempurnaan, pasti juga memiliki kelemahan. Karena tak ada manusia di dunia ini yang sempurna. Tak ada manusia di dunia ini yang bisa memperoleh apa yang ia inginkan. Dan mungkin salah satu kelemahannya adalah jomblo alias tidak mempunyai pacar.
    Aku punya banyak teman yang mengaku sampai saat ini masih jomblo. Dan mereka hopeless dengan keadaannya yang seperti itu. Aku cukup heran, karena mereka memiliki kesempurnaan itu. Mereka sangat populer di kampus, selain itu mereka juga memiliki kesempurnaan fisik, dan hal itu jelas membuat iri teman-teman yang lain. Padahal menurut artikel yang pernah aku baca, seseorang dengan kondisi yang paling buruk pun (jika mereka menganggapnya seperti itu) paling tidak ada satu orang yang pernah menyatakan cintanya.
    Sebut saja Maria Beatrix, gadis yang pernah dijuluki “si buruk rupa” dengan bentuk tangan dan kaki yang sama sekali tidak sempurna, menggunakan
    kursi roda, namun menemukan “pangeran” yang baik hati berdarah Inggris. Pria ini
    begitu setia mendampinginya bahkan berhasil mengajarinya berenang. Hari ini mungkin mereka sudah menikah. Ada juga Indrawati, manusia terpendek Indonesia yang pernah masuk MURI karena bisa melahirkan dengan normal. Kalau melihat bentuk fisiknya, sangat tidak sempurna, namun menemukan seorang suami dari kalangan terhormat dan sangat mencintainya dengan sepenuh hati. Di Bandung, kami juga memiliki narasumber si pelukis Patricia Saerang, seorang yang melukis dengan kakinya atau mulutnya
    karena tidak memiliki tangan. Namun menemukan pria berdarah Eropa yang sangat
    mencintainya. Hari ini mereka sudah menikah dan hidup bahagia.
    Percaya atau tidak, aku pernah ditembak (dia bilang kalau aku jodohnya) dengan orang yang baru saja kutemui di jalan sewaktu aku sedang menunggu bis. Kaget, heran, takut, bingung, ah aku tidak tau lagi bagaimana perasaanku waktu itu. Bahkan dia sampai menanyakan rumahku. Waduh, gawat, aku pingin kabur aja dari tempat itu. Itu yang terlintas di dalam pikiranku ketika orang itu mulai mengajakku ngobrol.
    Dan akhirnya dia menanyakan kepadaku ”apa wajahku ini jelek?” aku sendiri bingung harus menjawab bagaimana, karena menurutku wajah orang itu gak jelek-jelek banget. Karena aku tidak menjawab, orang itu menanyakan hal yang sama kepada wanita di sebelahku. Dan dia pun tidak tau harus menjawab apa.
    Dan ternyata, orang itu cowok stress yang sudah berumur, dan orang tuanya menekannya untuk segera menikah. Akhirnya setelah aku menunjukkan rasa tidak nyaman dengan obrolan itu, orang itu segera pergi. Tapi kalimat terakhir orang itu membuatku semakin tak nyaman. Masa aku dibilang jodohnya dia. Ya ampun mimpi apa aku semalam, kok bisa-bisanya bertemu dengan orang itu.
    Tapi menurutku jomblo itu adalah sebuah pilihan. Dan menjadi jomblo itu juga bukan merupakan kesalahan. Mereka yang jomblo seolah-olah menderita, tak punya teman untuk berbagi. Padahal kita bisa saja berbagi dengan sahabat, orang tua, saudara dan orang lain yang sudah kita percaya.
    Sebenarnya inti dari permasalahannya adalah bagaimana membuat kelemahan itu menjadi sebuah keunggulan. Jika mereka menganggap jomblo itu adalah kelemahan, maka buatlah jomblo itu menjadi sebuah keunggulan bagi kita. Misalnya dengan jomblo kita bisa berkarya lebih dibandingkan dengan mereka yang sudah mempunuyai pasangan (dalam hal ini pacar). Karena aku juga sering mendengar, si A punya pacar tetapi prestasi akademiknya menjadi menurun, ato malah jadi ikut-ikutan terjerumus ke pergaulan yang tidak baik.

0 komentar: