Feminis, baik atau buruk?

April 06, 2009 | Woelan's Diary
di 14.20 |

Feminisme (tokohnya disebut Feminis) adalah sebuah gerakan perempuan yang menuntut emansipasi atau kesamaan dan keadilan hak dengan pria atau kesetaraan gender. Menurut kelompok ini, perempuan bisa bertindak sama dengan yang pria lakukan.
Kata feminisme dikreasikan pertama kali oleh aktivis sosialis utopis, Charles Fourier pada tahun 1837. Pergerakan center Eropa ini berpindah ke Amerika dan berkembang pesat sejak publikasi John Stuart Mill, the Subjection of Women (1869). Perjuangan mereka menandai kelahiran feminisme Gelombang Pertama.
Feminisme ini muncul karena pada zaman dulu, perempuan itu dikekang kebebasannya. mereka tak boleh keluar rumah, mereka dinomorduakan, bahkan di dalam pemerintahan. Hal tersebut tak hanya terjadi di negara-negara barat saja, namun juga melanda Indonesia. Zaman dulu, perempuan Indonesia tak memiliki kebebasan sama dengan pria. mereka harus tinggal di rumah, tak boleh sekolah (Ingat cita-cita Kartini yang ingin menggebrak hal tersebut, karena ia ingin bersekolah dan menempuh pendidikan, sama dengan kaum pria). Selain itu, ada ungkapan bahwa perempuan adalah "konco wingking".
Nah di zaman globalisasi ini, banyak gerakan perempuan bermunculan di masyarakat. tujuannya hanya satu yaitu kesetaraan gender antara kaum pria dan kaum wanita.
Dengan adanya semua itu, adat dimana menomorduakan wanita lama-lama menjadi luntur. Sekarang ini banyak perempuan2 Indonesia yang saling bersaing untuk duduk di pemerintahan, menjadi wanita karir, menempuh sekolah setinggi2nya bahkan sampai ke luar negeri, dan lain-lain.

Yang menjadi masalah adalah apakah hal tersebut baik atau buruk?
Menurutku (dari sudut pandangku), hal tersebut sah-sah saja, asal jangan melupakan kewajibannya sebagai wanita (bagi yang sudah berkeluarga). tapi bagi yang belum, jika ingin menjadi wanita karir itu sah-sah saja.
Tapi bagaimana jika kepepet alias tak ada laki-laki yang mau menolong kita untuk melakukan pekerjaan itu?
Menurutku selama kita bisa melakukannya, apa salahnya kita melakukannya, tanpa harus meminta bantuan kaum pria. hal itu membuat kita lebih mandiri.
Aku dan temanku pernah mengalaminya. kita harus berusaha sendiri untuk melakukan suatu pekerjaan. Tetapi hal itu membuat kita sadar akan potensi diri kita. kita jadi tau kalau kita bisa melakukan suatu pekerjaan yang belum pernah kita lakukan sebelumnya. dan yang penting kita bisa lebih mandiri.